Suasana Redaksi LPS MTs 1 Putri Annuqayah waktu kurasi naskah puisi bertemakan "KEHIDUPAN".

Minggu, 01 Desember 2024

MENGKURASI 284 NASKAH MASUK UNTUK ANTOLOGI PUISI BERTEMA "KEHIDUPAN"

 

LPS_MTs 1 Putri Annuqayah, 

Lembaga Pers Siswa (LPS) MTs 1 Putri Annuqayah kembali mencatat prestasi gemilang dengan berakhirnya proses kurasi antologi puisi bertemakan "Kehidupan." Proses kurasi yang berlangsung selama tiga hari, mulai dari Kamis hingga Ahad, 3 November 2024, telah berhasil menyeleksi 200 naskah terbaik dari total 284 naskah yang masuk dari seluruh penjuru Annuqayah. Dengan semangat dan dedikasi tinggi, proses ini dipimpin oleh pembina LPS, Bapak Ahmad Muhli Junaidi, S.Pd., atau yang akrab disapa dengan Bapak Muhli.

Proses Kurasi yang Teliti dan Transparan

Di bawah pengawasan langsung Bapak Muhli, seluruh naskah yang diterima oleh meja redaksi LPS diteliti secara mendalam. Beliau menekankan bahwa proses kurasi ini bukan sekadar memilih naskah, tetapi juga menjaga integritas karya sastra. “Proses ini harus dilaksanakan dengan penuh keseriusan dan kehati-hatian. Jangan sampai ada naskah yang lolos dengan unsur plagiat atau tidak sesuai dengan tema yang telah ditentukan, yaitu kehidupan,” tegas beliau dalam pengarahan kepada tim kurator.

Untuk memastikan proses kurasi berjalan optimal, Bapak Muhli menunjuk enam kurator dari pengurus LPS yang kompeten dalam bidang penulisan dan memiliki pengalaman dalam mengelola naskah. Keenam kurator ini bekerja sama dengan Bapak Muhli untuk membaca dan menyeleksi setiap naskah secara detail.

Pendistribusian Tugas Kurasi

Tugas kurasi dibagi secara terstruktur untuk memaksimalkan waktu dan kualitas seleksi. Setiap kurator bertanggung jawab atas ratusan naskah yang dibagi merata. Dalam tiga hari proses seleksi, kurator bekerja dengan jadwal yang ketat di kantor LPS MTs 1 Putri Annuqayah. Proses ini dimulai dengan sesi pertama pada Kamis, di mana setiap kurator membaca naskah dengan teliti dan membuat catatan dan penilaian penting. Sabtu dan Ahad digunakan untuk mendiskusikan hasil seleksi dan menentukan naskah mana yang layak untuk dibukukan.

“Kami harus bekerja keras agar setiap naskah bisa diseleksi dengan teliti. Tantangan terbesar adalah memastikan bahwa setiap naskah benar-benar memenuhi standar kualitas dan tema,” ungkap salah satu kurator, Aisyah, yang bertugas memeriksa orisinalitas dan relevansi naskah dengan tema kehidupan.

Kurasi naskah selama 3 hari di kantor LPS (Foto-foto dok. LPS)

Kriteria Penilaian dan Tantangan dalam Proses Kurasi

Kurator dan pembina memiliki beberapa kriteria penting dalam menilai naskah yang masuk, di antaranya:

- Orisinalitas Karya: Salah satu aspek terpenting dalam proses kurasi ini adalah memastikan bahwa naskah-naskah yang masuk benar-benar merupakan karya orisinal. Plagiarisme sangat dilarang, dan naskah yang terindikasi plagiarisme langsung didiskualifikasi.

- Kesesuaian dengan Tema: Setiap naskah harus sesuai dengan tema “Kehidupan,” yang mencakup berbagai perspektif dan pengalaman hidup. Hal ini menjadi titik berat agar antologi puisi ini mampu memberikan makna mendalam kepada pembaca.

- Kualitas Bahasa dan Gaya Penulisan: Naskah yang dipilih harus memiliki keindahan bahasa dan struktur penulisan yang baik. Kualitas estetika sastra sangat diperhatikan dalam setiap puisi.

-Pesan dan Makna Puisi: Puisi-puisi yang memiliki pesan kuat dan mampu menyentuh emosi pembaca mendapat perhatian khusus dari tim kurator.

Bapak Muhli menekankan bahwa seleksi naskah bukan hanya sekadar membaca dan memilih, tetapi juga mengapresiasi karya siswa-siswi yang telah mencurahkan usaha dan kreativitas mereka. “Menghargai karya adalah menghargai proses dan perjuangan penulisnya. Oleh karena itu, tim harus benar-benar menghormati setiap naskah yang masuk dan menilai dengan objektivitas tinggi,” ujar Bapak Muhli dalam arahannya.

Kerja Sama Tim yang Solid

Salah satu kunci keberhasilan proses kurasi ini adalah kerja sama tim yang solid antara pembina dan para kurator. Keenam kurator yang dipilih memiliki latar belakang yang berbeda dalam bidang literasi, sehingga memberikan perspektif yang kaya dalam penilaian naskah. Diskusi dan perdebatan sehat kerap terjadi untuk memastikan naskah yang dipilih benar-benar memenuhi kriteria.

“Bapak Muhli selalu mengingatkan kami untuk tetap menjaga semangat dan integritas selama proses ini. Kami juga didorong untuk saling berbagi pendapat dan mendiskusikan naskah-naskah yang menurut kami menarik atau menantang,” kata Aksi, sang ketua LPS, dan salah satu kurator senior di LPS.

Hasil Kurasi: 200 Naskah Terbaik Siap Dibukukan

Setelah tiga hari yang penuh tantangan dan dedikasi, akhirnya terpilihlah 200 naskah terbaik yang siap dibukukan. Proses ini melibatkan tahap pengetikan dan pengeditan yang dilakukan oleh pembina bersama tim kurator. Semua naskah tersebut diatur dengan rapi dan dipersiapkan untuk langkah final sebelum dibukukan menjadi antologi puisi bertema “Kehidupan.”

Dalam proses pengetikan dan pengeditan, Bapak Muhli kembali mengingatkan pentingnya ketelitian. “Kita harus memastikan bahwa setiap kata dan bait puisi tersaji dengan sempurna. Editing adalah langkah terakhir yang tak kalah penting dari proses seleksi,” tutup beliau.

Harapan untuk Antologi Puisi Kehidupan

Dengan terpilihnya 200 naskah terbaik, harapan besar pun melingkupi antologi puisi “Kehidupan” ini. Bapak Muhli berharap antologi ini dapat menjadi medium bagi siswa-siswi untuk mengekspresikan diri, berbagi kisah dan inspirasi tentang kehidupan, serta menjadi contoh bahwa karya sastra mampu mengangkat nilai-nilai universal yang bisa diapresiasi oleh semua kalangan.

“Saya ingin antologi ini tidak hanya berhenti di sekolah, tetapi juga bisa dibaca dan dihargai oleh masyarakat luas. Ini adalah bukti bahwa bakat menulis para siswa-siswi kita patut diakui,” ujar beliau penuh harapan.

Apresiasi untuk Seluruh Peserta

Di akhir proses ini, apresiasi diberikan kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi mengirimkan naskah mereka. Bapak Muhli dan tim LPS merasa bangga dengan antusiasme para siswa yang begitu besar dalam mengikuti seleksi ini. “Meskipun tidak semua naskah bisa dipilih, kami menghargai setiap usaha yang telah dikerahkan. Semoga pengalaman ini menjadi motivasi untuk terus menulis dan berkarya,” pungkas beliau.

Dengan selesainya kurasi ini, babak baru dimulai untuk antologi puisi “Kehidupan,” sebuah karya yang akan mencerminkan suara-suara muda dengan berbagai cerita dan makna tentang kehidupan. Karya ini diharapkan tidak hanya menjadi kebanggaan MTs 1 Putri Annuqayah, tetapi juga inspirasi bagi para pembacanya di kemudian hari.@ (Red. Aisyah).

Berikan komentar anda

Ayo gabung!!!

Penerimaan Peserta Didik Baru

Kontak Kami Whatsapp